img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }

Sabtu, 06 November 2010

humor ngakak

Petani dan Sales Sepeda

Seorang sales sedang mencoba membujuk seorang petani untuk membeli sebuah sepeda. Si petani menolak untuk membeli sebuah sepeda, tapi ternyata si sales tampaknya tidak mudah menyerah.

“Hei … daripada membeli sepeda, lebih baik aku habiskan uangku untuk pelihara sapi,” kata si petani.

“Ah,” jawab si sales, “tapi coba pikir deh … Anda akan sangat terlihat bodoh jika Anda bepergian dengan mengendarai seekor sapi.”

“Huhh!!” hardik si petani. “Apakah tidak lebih bodoh jika orang melihatku memerah sebuah sepeda!”


Buah Melon

SEBUAH simposium seorang Profesor Ginekologi mengejutkan para peserta dengan pertanyaannya : “Saya pernah menemukan pasien saya yang memiliki vagina seperti buah melon.”

Teman sejawatnya langsung mengangkat tangan dan mengajukan keberatannya : “Bahwa dalam kasus-kasus tertentu kita dapat menjumpai vagina dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, tentulah dapat sama-sama kita terima. Namun menurut saya selalu mengada-ngada bila Anda mengatakan pernah menemukan vagina dengan bentuk dan sebesar buah melon.”

“Lho, siapa yang berbicara tentang bentuk dan ukuran?” jawab Profesor tadi.
“Saya berbicara tentang rasa!”

Tukang Becak Ketakutan

PADA suatu hari, ada tukang becak namanya Sarjo, baru dapat uang 10.000. Nah, pas perjalanan pulangnya itu, dia dapet pelanggan. Seorang wanita berambut panjang. Sarjo berpikir Wah, lumayan, nih, sekalian gue pulang. Rejeki emang gak kemana …! serunya senang. Maka, ia langsung bertanya kepada wanita itu, “Mbak, mau kemana, ya?” tanyanya.

“Ah, nanti abang juga tahu. Cepetan jalan bang!” jawabnya gak jelas. Tapi Sarjo menurut aja. Karena dia ingin dapet duit. Nah, sesampenya deket kuburan, si wanita itu bilang, “Stop, Bang!” wajar aja si Sarjo bingung. Nih orang pa kuntilanak, ya? tanyanya da-lam hati. ternyata itu kuntilanak! wahaha … jatuh deh becaknya si Sarjo.

Peredaran Darah

SEORANG dosen sedang memberikan kuliah mengenai peredaran darah. Dia mencoba untuk menerangkan secara jelas, dan mengatakan: “Jadi, jika kita berdiri dnegan kepala di bawah, seperti yang telah kalian ketahui, darah akan mengalir ke kepala, dan wajah kita akan berubah warna menjadi merah.”

“Ya, pak,” kata seorang mahasiswa, “Tetapi kenapa ketika saya berdiri normal dengan kaki di bawah, darah tidak mengalir ke kaki saya?”

Salah seorang mahasiswa lain di belakang berkata, “Kalau hal itu sih karena kakimu tidak kosong.”

Tergiur Mangga

Suatu siang Budi tertangkap basah sedang berada di atas pohon mangga tetangga. Ia lalu ditegur oleh tante, si pemilik rumah.

“Hei kamu! Lagi ngapain di atas,” teriak si tante.
“Nnggggg…,” Budi kebingungan.

“Kamu mau mencuri mangga saya ya? Kecil-kecil sudah berani mencuri. Saya laporkan ke bapak kamu, baru tahu rasa kamu!!!”

“Kalau gitu Tante teriak aja yang kencang, bapak saya ada di atas kok!”

Pemabuk

Pada suatu hari ada seorang pria mabuk yang naik bis kota jurusan Bandung-Jakarta. Ia pun duduk di samping seorang nenek.

Merasa terganggu dengan aroma tak sedap yang ditimbulkan oleh minuman keras si pemabuk, sang nenek lalu berkata, “Hei anak muda kamu ingin ke neraka?”

Wajah si pria tampak kaget. Tiba-tiba ia berteriak kepada si sopir, “Bang, berhenti. Saya turun di sini saja! Saya salah jurusan!!!”

Pertama Kali Dioperasi

SEORANG pasien yang akan dioperasi terbaring dengan muka pucat pasi di ranjang operasi, dokter bedah muda itu menyapanya dengan ramah:
“Engkau kelihatan takut sekali, jangan khawatir kok, segala sesuatunya akan berjalan dengan aman, baik dan lancar, jadi tabahkan hatimu…”
“Bagaimana tidak takut dokter, seumur hidupku inilah untuk pertama kalinya aku dioperasi.”
“Sama-sama, saya juga untuk pertama kalinya mengoperasi pasien, sedangkan saya sama sekali tidak merasa takut lhooo…”

Puisi kepada Jerawat

Jerawat…oooh jerawat
Kau tumbuh subur menutupi Jidat
Kau buat mukaku terasa pekat
Jika kupijat mukaku langsung pucat

Jerawat…oooh jerawat
Karena kau hari-hariku terasa berat
Karena kau mukaku seperti tak terawat
Jika kuberkaca ingin rasanya cermin kusikat

Jerawat…oooh jerawat
Kau terus bertambah seolah menjerat
Kau bisa menyebabkan aku berbuat nekat
Jika kubiarkan mukaku pasti sekarat

Jerawat…oooh jerawat
Kini tampangku semakin berkarat
Kupencet satu timbul empat
Kupencet di jidat timbul di pantat
Dasar jerawat.

Impian Para Narapidana

Di sebuah penjara beberapa Narapidana sedang duduk-duduk di halaman. Salah seorang sedang membolak-balik koran dan matanya terpaut pada sebuah iklan.

“Ingin sekali saya kalau ibu saya punya rumah seperti ini,” ujarnya kemudian.

Yang lain ikut-ikutan melihat iklan dan berkata : “Coba kalau ibu saya punya mobil seperti ini, sekali-sekali tentu beliau bisa menjenguk saya.”

Reza yang duduk menyendiri cuma bergumam pelan : “Yang saya inginkan cuma agar ibu saya memiliki anak yang baik.”

Saya Bersedia Apapun yang Bapak Inginkan

SEORANG mahasiswi seksi yang terancam gagal ujian mendatangi kantor dosennya yang masih muda. Dia melirik ke sekelilingnya sebentar, menutup pintunya, dan langsung berlutut di hadapan sang dosen sambil memohon.

“Pak dosen, saya bersedia melakukan apapun juga agar lulus ujian….”, ujarnya sambil melirik genit.

Lalu sang mahasiswi mendekat ke arah dosennya, menyibak rambutnya, menatap matanya penuh arti. “Kalau bapak masih belum mengerti maksud saya…” bisiknya, “Saya bersedia melakukan apapun, apa saja yang Bapak mau…” Dosen muda tadi membalas tatapannya, “Apapun?”

“Apapun!”, jawab sang mahasiswi secepatnya.
Suara dosen itu melembut, “Apapun?” “Apapun….”
Akhirnya pak dosen berbisik, “Maukah kamu……… belajar?”.


Saya Bersedia Apapun yang Bapak Inginkan

Hilman bersama temannya Harry sedang makan di sebuah Restauran.
Tiba-tiba Hilman merasa sakit perut setelah makan steak Kelinci : “Pelayan, tolong tunjukan kamar kecilnya!” teriak Hilman.

Setelah di beritahu, Hilman segera masuk selama beberapa saat. Beberapa menit kemudian, dia kembali ke meja semula.

Tetapi pelayan Restauran menegurnya dengan sopan : “Maaf, Tuan. Seharusnya Tuan jangan terburu-buru keluar dari kamar kecil itu…”

“Lho, memangnya kenapa? Kok kamu melarang saya!” jawab Hilman.
“Anu…, maaf Tuan. Tuan tidak bercelana. Celana Tuan tertinggal di kamar kecil. ”


Anggota Dewan Meninjau Rumah Sakit Jiwa

Para anggota dewan terhormat mengunjungi sebuah rumah sakit jiwa.

“Bagaimana keadaan kalian?” para angota dewan menanyai pasien. “Se-nangkah kalian dengan segalanya disini?”
“Senang sekali!” para pasien itu bersorak serentak.

“Apakah kelakuan kalian baik-baik saja?”

“Baik sekali,” ujar seorang pasien. “Saking baiknya,direktur rumah sakit ini membangun sebuah kolam renang untuk kami, lengkap dengan papan penerjun. Secara bergiliran kami diizinkan menggunakan papan terjun itu. Ketika kelakuan kami semakin baik, direktur berjanji akan mengisi kolam renang itu dengan air bulan depan….”


Para anggota dewan terhormat mengunjungi sebuah rumah sakit jiwa.

“Bagaimana keadaan kalian?” para angota dewan menanyai pasien. “Se-nangkah kalian dengan segalanya disini?”
“Senang sekali!” para pasien itu bersorak serentak.

“Apakah kelakuan kalian baik-baik saja?”

“Baik sekali,” ujar seorang pasien. “Saking baiknya,direktur rumah sakit ini membangun sebuah kolam renang untuk kami, lengkap dengan papan penerjun. Secara bergiliran kami diizinkan menggunakan papan terjun itu. Ketika kelakuan kami semakin baik, direktur berjanji akan mengisi kolam renang itu dengan air bulan depan….”


Sepatu Buaya

SEORANG perempuan ingin memiliki sebuah sepatu. Dia pun pergi ke toko sepatu dan kecewa karena mahalnya harga sepatu di toko itu.

”Mahal amat sih,”gerutu si perempuan.
”Iya. Soalnya ini sepatu dari buaya. Kalo ingin murah ya silahkan kamu menangkap sendiri buayanya,” ketus si pemilik toko.

Terinspirasi oleh perkataan si pemilik toko, perempuan tersebut pergi ke sungai besar di daerah itu sambil membawa senapan. Beberapa saat kemudia si pemilik toko datang dan terkagum-kagum melihat tiga ekor buaya mati ditumpuk di pinggir sungai. Sementara itu si perempuan terlihat berdiri di tengah sungai sedang membidikkan senjatanya ke seekor buaya lain.

Suara tembakan terdengar, kemudian si perempuan menyeret buaya keempat ke pinggir sungai. Sebentar kemudian ia menyumpah, ”Sialan! Yang ini juga nggak pakai sepatu [Selebihnya...] !”. Wkwkwk…

Tidak ada komentar: